Selasa, 30 Juni 2009

Apa itu Osteoporosis?

Menurunnya massa tulang (kepadatan tulang) secara keseluruhan akibat ketidakmampuan tubuh dalam mengatur kandungan mineral dalam tulang dan kemudian disertai dengan rusaknya arsitektur tulang akan mengakibatkan penurunan kekuatan tulang yang dalam hal ini adalah pengeroposan tulang (Osteoporosis), sehingga mengandung risiko mudah terjadi patah tulang.
Osteoporosis menjadi masalah, hal ini dikarenakan Osteoporosis kerap kali timbul tanpa ada gejala fisik yang jelas. ”Penderita umumnya tahu setelah dia mengalami patah tulang, dan ketika diperiksa baru diketahui bahwa patah tulang tersebut akibat Osteoporosis,” ujar dr. Meisy Andriana, Sp. RM usai mengisi Seminar Awam Nikmati Masa Tua yang Bahagia Dengan Tulang Yang Sehat. Maka dari itu beberapa orang mengatakan Osteoporosis sebagai ”silent disease”.
Kekuatan tulang dipengaruhi oleh dua hal, yakni kepadatan tulang dan kualitas tulang. Kedua faktor tersebut sangat erat kaitannya dengan keadaan hormonal dalam tubuh dan juga terkait dengan perilaku sehari-hari menyangkut asupan nutrisi dan tempaan pada tubuh yang dapat memperkuat keadaan tulang.
Tiga tempat yang rawan akan Osteoporosis, diantaranya adalah tulang belakang, panggul dan pergelangan tangan.
Tipe Osteoporosis

Dibagi berdasarkan faktor risiko dan penyebab rapuhnya tulang, maka terdapat dua macam Osteoporosis, diantaranya:
1. Osteoporosis Primer, akibat kekurangan estrogen, yakni umumnya pada wanita yang telah mengalami menopause, dan akibat kekurangan testoteron, yakni andropause pada pria yang berarti berkurangnya produksi hormon testoteron, umumnya terjadi pada pria berumur 40 tahun ke atas.
Osteoporosis senilis juga termasuk pada jenis Osteoporosis Primer. Kerapuhan tulang satu ini akibat usia. Pada pria maupun wanita diatas umur 70 tahun dengan perbandingan antara wanita dan pria, yakni 2:1.
2. Osteoporosis Sekunder,
Osteoporosis jenis ini dipengaruhi seperti adanya penyakit yang mendasari, akibat obat-obatan dan lain sebagainya.
Osteoporosis jenis lain adalah Idiopathic osteoporosis yang terjadi pada anak.
Faktor Risiko Tidak Dapat Diubah

Terdapat beberapa faktor risiko pada manusia yang tidak dapat diubah sebagai salah satu risiko peningkatan terjadinya Osteoporosis, diantaranya:
1. Usia Lanjut, karena secara alami kepadatan tulang pada manusia, seperti yang telah dijelaskan di atas akan mulai menurun dengan sendirinya di umur 30 tahun keatas.
1. Jenis kelamin, wanita memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami Osteoporosis, hal ini diakibatkan wanita mengalami menopause yang berarti berhentinya produksi hormon estrogen. Sedangkan pada pria, Osteoporosis terjadi cenderung lebih lambat, karena pria tidak mengalami perhentian produksi hormone testoteron, tetapi penurunan hormon testoteron di umur 40 tahun keatas.

Perbandingan kasus Osteoporosis pada tulang pergelangan tangan antara wanita dan pria adalah 4:1, sedangkan untuk kasus Osteoporosis pada tulang belakang adalah 3:1, dan untuk tulang panggul memiliki perbandingan 2:1. Sedangkan untuk kasus Osteoporosis secara keseluruhan di Indonesia pada wanita umur 50-59 tahun adalah 24%, sedangkan untuk wanita umur 60-70 tahun meningkat menjadi 62%.
1. Riwayat keluarga yang mengalami patah tulang akibat Osteoporosis, seseorang yang memiliki sanak famili pernah mengalami kerapuhan atau bahkan patah tulang akibat Osteoporosis akan cenderung memiliki potensi untuk mengalami Osteoporosis. Hal ini juga dijelaskan oleh dr. Meisy Andriana, Sp. RM saat membawakan seminar awam seputar Osteoporosis.

Faktor Risiko Dapat Diubah
1. Membatasi atau menghentikan konsumsi makanan atau minuman yang dapat memicu risiko pengkeroposan tulang, beberapa diantaranya adalah: alkohol, soft drink, dan minuman yang mengandung kafein.
1. Merokok, beberapa akibat yang ditimbulkan rokok terkait kesehatan tulang adalah:
2. dapat menghambat aktifitas pembentukan sel baru (osteoblast)
3. Meningkatkan pemecahan estrogen eksogenus
4. Berat badan di bawah normal
5. Menopause dini

Pencegahan Osteoporosis

Walau terdapat beberapa faktor risiko yang tidak dapat dihindari, namun setidaknya sedini mungkin kita harus menyadari betapa pentingnya memiliki tulang kuat dan sehat. Sehingga dapat menjalani hari tua dengan bahagia, diantara beberapa hal yang perlu dilakukan untuk menunjang kesehatan tulang kita adalah:
1. Konsumsi Kalsium,
Sumber kalsium umumnya diperoleh dari makanan, beberapa nutrisi yang mengandung kalsium diantaranya adalah: susu, yoghurt, keju, brokoli, salmon, oats, kacang kedelai, tahu, tempe, dan kacang merah. Salah satu jenis sayuran yang juga dikatakan dapat membantu mencegah osteoporosis adalah semanggi, salah satu makanan khas Kota Surabaya.
2. Olahraga,
Untuk mencegah Osteoporosis, Anda hanya perlu meluangkan pagi atau sore Anda dengan berjalan kaki, atau pun bersepeda statis secara rutin. Atau jika ada kesempatan untuk berjalan kaki, pilihlah berjalan ketimbang menaiki kendaraan anda atau naik lift. Selain itu dianjurkan juga melakukan weight bearing, yakni low impact exercise seperti contohnya naik turun tangga, berjalan.
Melalui olahraga tulang tidak hanya dapat bertambah kuat karena peningkatan kekuatan otot, tetapi juga menjaga keseimbangan tubuh dan menghindari risiko terjatuh, meningkatkan dan memperbaiki postur tubuh.
Latihan yang berlebihan juga tidak baik bagi tubuh dan malah akan menimbulkan Osteoporosis, hal ini biasanya terjadi pada atlit olahraga, seperti lari maraton. Baiknya diimbangi dengan nutrisi yang tepat selain berolahraga.
3. Cukupi tubuh Anda dengan Vitamin D,
Bukan hanya bayi yang membutuhkan sinar matahari yang kaya akan vitamin D, tetapi di usia dewasa pun manusia atau tepatnya tulang kita pun tetap membutuhkan vitamin D. Karena vitamin D diperlukan untuk membantu penyerapan kalsium di dalam usus, sehingga asupan kalsium dapat digunakan tubuh dengan maksimal. Maka dari itu, dianjurkan melakukan olahraga di pagi hari sebelum ada aktifitas kendaraan bermotor dan ketika matahari masih hangat-hangatnya.
4. Perilaku Hidup Yang Sehat dan tepat,
Meminimalisir faktor risiko yang dapat dikendalikan seperti konsumsi alkohol, soft drink, atau pun kafein dapat cukup membantu pencegahan keropos tulang.
5. Deteksi Dini,
Karena kepadatan tulang dan keroposnya tulang ini tidak dapat dideteksi, maka pemeriksaan dini sangat dianjurkan. Seperti yang diungkapkan oleh dr. BP. Yenniastoeti yang juga menjadi salah satu pengisi materi dalam seminar awam seputar Osteoporosis, Ia menjelaskan bahwa saat ini masyarakat masih mengenal screening dengan alat USG. ”Masih banyak kelemahan deteksi pada alat tersebut,” jelasnya.
Maka dari itu terdapat standar yang ditetapkan oleh WHO dalam pemeriksaan massa tulang, terutama bagi penderita yang mempunyai kecenderungan fraktur patah. Alat tersebut dikenal dengan nama Bone Densitometri. Keunggulan dari alat ini adalah memiliki akurasi dan presisi yang lebih baik, paparan radiasi yang rendah, dan waktu yang dibutuhkan untuk pemeriksaan lebih singkat.
Pengkeroposan tulang tidak dapat dihindari, namun perilaku atau pun kebiasaan hidup yang salah dapat memicu pengkeroposan tulang lebih dini. Patahnya tulang akibat Osteoporosis ini memerlukan terapi dan pengobatan yang cukup lama, sehingga dapat menghambat kinerja sehari-hari, karena pada umumnya seperti yang telah diungkapkan di atas, tiga tempat paling rawan terhadap pengkeroposan adalah, tulang belakang, pergelangan tangan, dan pinggul.
Konsumsi makanan yang dapat mendukung kesehatan tulang, rutin berolahraga menjadi kunci sukses mencegah Osteoporosis dini, dan selain dapat meningkatkan metabolisme tubuh dalam bekerja, pencegahan ini dapat menjadi ’tabungan sehat’ di hari tua nanti.(fie)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar