Selasa, 30 Juni 2009

Kebutuhan Energi Berkurang

Makin bertambah usia, makin berkurang kegiatan faali, yang berarti pula makin berkurang jumlah energi yang dibutuhkan. Dengan demikian, sudah selayaknya membatasi jumlah makanan yang diasup, agar tubuh tidak kegemukan. Bahkan, ada yang menganjurkan agar berat badan berada sedikit di bawah standar.
Pesumo-pesumo di Jepang yang berat badannya berlebih, jarang dapat bertahan hidup sehat sampai umur 50 tahun. Percobaan dengan tikus memperkuat pendapat tersebut, yakni pembatasan jumlah energi akan memperpanjang usia tikus. Penduduk di Caucasus banyak yang berhasil mencapai usia panjang hanya dengan pola makan tidak berlebihan.
Orang yang makan berlebihan cenderung akan mengalami kematian lebih awal. Makanan yang berlebih akan memberikan nilai energi yang berlebih pula. Kelebihan energi tersebut akan disimpan tubuh dalam bentuk timbunan lemak.
Kelebihan 3.500 kilokalori energi dapat memproduksi 0,45 kg lemak. Kelebihan 1.000 kilokalori per hari akan menambah 1 kg timbunan lemak per minggu. Dengan demikian, orang yang makan berlebih secara terus-menerus akan mudah mengalami obesitas (kegemukan).
Umur pendek bagi penderita obesitas telah lama diketahui, bahkan sudah dinyatakan oleh Hippocrates (460-364 SM). Orang gemuk mempunyai peluang lima kali lebih mudah terkena kanker daripada yang kurus, lima kali lebih mudah menderita diabetes melitus (kencing manis), dan delapan kali lebih mudah terserang penyakit jantung.
Menurut WHO, seseorang yang telah berumur 40 tahun sebaiknya menurunkan konsumsi energi sebanyak 5 persen dari kebutuhan sebelumnya, kemudian pada usia 50 tahun dikurangi lagi sebanyak 5 persen. Selanjutnya pada usia 60-70 tahun, dikurangi lagi 10 persen, setelah di atas usia 70 tahun sekali lagi dikurangi 10 persen. Kebutuhan energi pria dan wanita Indonesia yang berusia 40 tahun ke atas dapat dilihat pada tabel.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar